Senin, 17 November 2014



Nama: Prilia Lukfi Anggara
Npm: 48214516
Kelas: 1DA02
BAB 10

21. Pertanyaan bagaimana yang layak dijadikan pertanyaan penelitian?
Jawab:
Ciri Masalah Penelitian yang Baik
1. Memiliki nilai kebaruan (novelty).
2. Jawabannya penting untuk diketahui masyarakat luas
3. Memiliki nilai nilai guna atau manfaat.
4. Fisibel, artinya terjangkau dari sisi perolehan data, beaya, waktu, dan kualifikasi peneliti.
5. Tidak bertentangan dengan norma atau nilai yang ada di tempat penelitian dilakukan.
22. Bagaimana dengan stuktur masalah penelitian?
Jawab:
 struktur penelitian ilmiah terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1.                  Permasalahan Penelitian (Research Problem)
      Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah menentukan permasalahan penelitian itu sendiri. Pasalnya, permasalahan penelitian merupakan titik tolak (starting point) dan menjadi alasan satu-satunya mengapa suatu penelitian perlu dilakukan.
      Pada tahap ini, seorang peneliti harus mulai memikirkan beberapa hal penting, yaitu:
a)      Mengapa penelitian ini perlu dilakukan?
b)      Masalah apa saja yang perlu diteliti?
c)      Bagaimana memformulasikan permasalahan ini dengan bentuk yang mudah dipahami?
d)     Apa target yang ingin dicapai dari penelitian tersebut?  (Tujuan dan kegunaan)

2.                  Kajian Kepustakaan (Literature Review)
      Langkah berikutnya adalah menguji secara mendalam setiap aspek (atau secara teknis: variabel) yang tercakup dalam penelitiannya. Dalam hal ini, pencarian definisi tidaklah cukup, kecuali setelah dibubuhi penjelasan tentang pola hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Bangunan yang menjelaskan definisi-definisi variabel-variabel dan keterkaitan antara satu variabel dengan yang lainnya inilah yang disebut sebagai Kerangka Teoritik atau Kerangka Berpikir Penelitian.[8] Karena pada tahap ini, seorang peneliti harus mengkaji begitu banyak dokumen dan kepustakaan, tahapan kedua ini disebut juga sebagai Kajian Kepustakaan (Literature Review).
      Pada tahap kedua ini, seorang peneliti mulai merenungkan dan mengkaji secara mendalam apa sebenarnya esensi penelitiannya itu. Ada beberapa pertanyaan penting yang akan mengemuka, yaitu:
a)      Apa sebenarnya variabel-variabel yang sedang diteliti, baik makna empiris-praktis, maupun makna konseptual-teoritisnya?
b)      Sejauh mana relevansi definisi yang diajukan dengan penelitian yang sedang dilakukan?
c)      Apakah masalah tersebut pernah dilakukan oleh orang lain? Dan bagaimana hasilnya?
d)     Bagaimana format penelitian yang akan dibuat?

3. Metodologi Penelitian (Methodological Research)
      Tujuan metodologi penelitian ini adalah memberikan deskripsi yang jelas dan lengkap tentang langkah spesifik yang harus ditempuh. Hal tersebut juga dimaksudkan agar pembaca hasil penelitian tersebut kelak mendapatkan peluang untuk merefleksikannya. Saking urgennya metodologi penelitian ini, Prasetya Irawan menegaskan bahwa dalam penelitian ilmiah, kebenaran yang dikemukakan oleh peneliti adalah sama pentingnya dengan metodologi penelitian yang dipakai untuk menemukan kebenaran tersebut.
      Pada tahapan ini, ada beberapa pertanyaan yang patut untuk direnungkan secara detil oleh si peneliti, antara lain:
a)      Pendekatan apa yang akan digunakan
b)      Metode apa yang paling sesuai untuk penelitian tersebut?
c)      Dari mana saja data yang diperlukan dapat diperoleh?
d)     Instrumen (alat) apakah yang paling efektif dan efisien untuk mengumpulkan data yang diperlukan?
e)      Bagaimana caranya agar instrumen yang dipakai benar-benar memiliki kualitas validitas ( reliabilitas dan obyektivitas) yang tinggi?
f)       Bagaimana sebaiknya data yang terkumpul nanti diolah dan dianalisis?
g)      Alat analisis apa yang paling sesuai dengan sifat data yang diperoleh?
h)      Bagaimana dan dengan standar apa kesimpulan penelitian akan ditarik?

4. Analisis Data
      Tahap analisis data merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian. Pada bagian ini, peneliti menggunakan segenap kemampuan teori dan pengetahuan-pengetahuan lain yang dimilikinya guna membuktikan hipotesis dari fenomena yang diteliti.

23. Apa isi orde pertanyaan menurut Dillon?
Jawab:
Dillon membaginya ke dalam 3 orde
            Orde 1: pertanyaan tentang substansi
            Orde 2: pertanyaan tentang perbandingan
            Orde 3: pertanyaan tentang ketergantungan

24. Bagaimana peranan perpustakaan di dalam metode ilmiah?
Jawab:
Peranan perpustakan di dalam metode ilmiah adalah
·         Untuk mengetahui posisi masalah penelitian
·         Untuk membantu menemukan jawaban
·         Untuk penyimpanan hasil temuan ilmiah
·         Perpustakaan digunakan untuk studi literatur

25. Tiga pengertian apa saja yang perlu diketahui dari besaran yang diteliti?
·         Arti (untuk kejelasan)
·         Sifat (untuk argumentasi penyusunan hipotesis)
·         Indikator (untuk pembuatan alat ukur)


Jumat, 26 September 2014

ASAL USUL SURABAYA


ASAL USUL SURABAYA CERITA RAKYAT JAWA TIMUR 

Dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelaihan antara ikan hiu Sura dengan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama –sama tangkas, sama-sama cerdik, sama-sama ganas, dan sama-sama rakus. Sudah berkai-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah. Akhirnya mereka mengadakan kesepakatan.
      “Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya.” kata ikan Sura.
      “Aku juga, Sura. Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi ?” Tanya Buaya.
            Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghentikan perkelahiannya dengan Buaya segera menerangkan.
            “Untuk mencegah perkelahian di antara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batas nya, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut ! “.
            “Baik aku setujui gagasanmu itu !” kata Buaya.
            Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada perkelahian lagi antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.
            Tetapi pada suatu hari, ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memang tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Hiu Sura melanggar janjinya.
            “ Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua ? mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku ?” Tanya Buaya. Ikan Hiu Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja.
            “ Aku melanggar kesepakatan ? Bukankah sungai ini berair. Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa di air ? Nah sungai ini kan ada air nya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku !” Buaya ngotot.
            “ Tidak bisa, Aku kan tidak pernah bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,” jawab Ikan Hiu Sura.
            “ Kau sengaja mencari gara-gara, Sura ?”
            “Tidak! Kukira alasanku cukup kuat dan aku memang di pihak yang benar!” kata Sura.
            “Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira!” kata Buaya mulai marah.
            “ Aku tak peduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!” Sura tetap tak mau kalah.
            “Kalau begitu kamu memang bermaksud membohongiku ? Dengan demikian perjanjian kita batal ! Siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal !” kata Buaya.
            “Berkelahi lagi, siapa takuuut!” tantang Sura dengan pongahnya.
            Pertarungan sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.
            Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membelok ke kiri. Sementara Ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus lalu ikan Sura kembali ke lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.
            Pertarungan antara Ikan Hiu yang bernama Sura dengan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu di kait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang kota Madya Surabaya yaitu gambar Ikan Sura dan Buaya.
            Namun ada juga yang berpendapat Surabaya berasal dari kata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya atau selamat Baya berarti bahaya, jadi Surabaya berarti selamat menghadapi bahaya. Bahaya yang dimaksud adalah serangan tentara Tar-Tar yang hendak menghukum Raja Jawa. Seharusnya yang di hukum adalah Kartanegara, karena Kartanegara sudah tewas terbunuh, maka Jayakatwang yang di serbu oleh tentara Tar-Tar merampas harta benda dan puluhan gadis-gadis cantik untuk dibawa ke Tiongkok. Raden Wijaya tidak terima diperlakukan seperti ini. Dengan siasat yang jitu, Raden Wijaya menyerang tentara Tar-Tar di pelabuhan Ujung Galuh hingga mereka menyingkir kembali ke Tiongkok.
            Surabaya sepertinya sudah ditakdirkan untuk terus bergolak. Tanggal 10 Nopember 1945 adalah bukti jati diri warga Surabaya yaitu berani menghadapi bahaya serangan Inggris dan Belanda.
            Di jaman sekarang, pertarungan memperebutkan wilayah air dan darat terus berlanjut. Di kala musim penghujan tiba kadangkala banjir menguasai kota Surabaya. Di musim kemarau kadang kala tempat-tempat genangan air menjadi daratan kering. Itulah Surabaya.

Dari cerita dongeng di atas yang berjudul 'Asal Usul Surabaya' menurut saya bagian yang tidak masuk akal ialah seekor ikan Hiu yang bernama Sura dan Buaya melakukan percakapan sedangkan keduanya ialah  hewan.
Nama: Prilia Lukfi Anggara
Npm : 4821456
Kelas: 1DA02