ANALISA PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Analisa
Laporan
keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan.
Faktor
yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah :
a. Liquiditas,
adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau pada saat ditagih.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban
keuangannyan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”, dan
sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya
pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “illikuid”.
Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya
dapat digolongkan menjadi dua :
1. Kewajiban
keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur);
2. Kewajiban
keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan).
b. Solvabilitas,
adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka
pendek maupun jangka panjang.
Perusahaan dikatakan “solvabel”, apabila
perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar
semua hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil
daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “insolvabel”.
Dalam hubungannya antara likwiditas dan solvabilitas
ada empat kemungkinan keadaan yang dapat dialami oleh perusahaan :
1. Perusahaan
yang likuid dan solvabel.
2. Perusahaan
yang likuid tetapi insolvabel.
3. Perusahaan
yang illikuid dan insolvabel.
4. Perusahaan
yang illikuid tetapi solvabel.
c. Rentabilitas
atau profitability, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui
dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan
jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
Modal perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari
pemilik perusahaan (modal sendiri) dan dari para kreditur (modal asing).
Dikarenakan adanya dua sumber modal, rentabilitas
suatu perusahaan dapat dihitung dengan dua cara:
1. Perbandingan
antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan (modal sendiri dan modal
asing) yang disebut dengan rentabilitass ekonomis,
2. Perbandingan
antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri
yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut, yang disebut rentabilitas
modal sendiri atau rentabilitas usaha.
Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara
teratur serta kecenderungan atau treng keuntungan yang meningkat merupakan
suatu faktor yang sangat penting. Rantabilitas sering digunakan untuk mengukur
effisiensi penggunaan modal dangan memperbandingkan laba dengan modal yang
digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin
bahwa perusahaan tersebut rendabel. Oleh karena itu bagi mangement atau
pihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan
yang besar.
d. Stabilitas
usaha, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan
stabil, yang diukur dengan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga atas
hutang-hutangnya dan tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan membayar
devidend secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan
atau krisis keuangan.
Dari faktor-faktor tersebut maka bagi para kreditur
yang terpenting adalah faktor rentabilitas, karena rentabilitas merupakan
jaminan yang utama bagi para kreditur tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya.
Betapapun besarnya likwiditas dan solvabilitas suatu perusahaan tidak akan
mampu effisien dalam menggunakan modalnya atau memperoleh laba yang besar.
Suatu perusahaan yang rendabel, maka perusahaan tersebut umumnya akan dapat
beroperasi secara stabil pula.
Faktor-faktor diatas (likwiditas, solvabilitas,
rentabilitas serta stabilitas usaha) akan dapat diketahui dengan cara
menganalisa dan menginterpretasikan laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan dengan menggunakan metode atau tehnik analisa yang tepat/sesuai
dengan tujuan analisa.
Prosedur Analisa
Sebelum menganalisa suatu laporan keuangan,
penganalisa harus mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
Penganalisa juga harus bijaksana dalam mengambil kesimpulan, disamping harus
memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan-perubahan kondisi perusahaan dan
perubahan tingkat harga-harga yang terjadi.
Dalam bab II dikatakan bahwa bentuk dan isi laporan
keuangan tidak atau belu,m ada keseragaman diantara perusahaan industry maupun
perdagangan, sehingga klasifikasi pos-pos yang ada dalam laporan keuangan suatu
perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang lain.
Penyebab dari perbedaan ini mungkin karena:
1. Laporan
tersebut disesuaikan dengan tujuan management. Misalnya untuk tujuan
perencanaan dan pengawasan intern akan berbeda dengan laporan yang ditujukan
untuk ketentuan penentuan pajak, juga akan berbeda dengan laporan yang
ditujukan untuk para kreditur atau calon kreditur.
2. Perbedaan
pendapat diantara penyusun laporan. Misalnya perbedaan tentang besarnya suatu
pengeluaran atau perbaikan mesin, taksiran umur dari aktiva tetap dan
lain-lain.
3. Perbedaan
pengetahuan serta pengalaman diantara penyusun laporan. Misalnya penyusun
laporan yang pengetahuan system akuntansi secara continental (rekening stelsel)
dengan penyusun laporan yang pengetahuan system akuntansinya secara anglo saxon
(accounting), maka bentuk laporannya akan berbeda.
4. Adanya
kegagalan mengetrapkan sebutan-sebutan (terminology) atau klasifikasi terbaru
yang sering digunakan.
Setelah kita menyusun kembali laporan keuangan
tersebut, kemudian mengadakan perhitungan, analisa dan interpretasi dengan
menggunakan metode dan teknik analisa yang tepat dan sesuai dengan tujuan analisa.
Metode dan Teknik Analisa
Analisa laporan keuangan mempelajari daripada
hubungan dan tendensi atau kecendrungan (trend) untuk menentukan posisi
keuangan, hasil operasi dan perkembangan perusahaan.
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah
untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tam
penganalisa harus mengumpulkan data, mengukur, menganalisa dan
menginterpretasikan data. Sehingga data ini menjadi lebih berarti . ada dua
metode data analisa yang digunakan setiap penganalisaan laporan keuangan,yaitu
analisa horisontal dan analisa vertikal .
Teknik analisa yang biasa digunakan oleh dalam analisa
laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Analisa
perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengancara
membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih ,dengan menunjukkan
:
a. Data
absolut atau jumlah –jumlah dalam rupiah
b. Kenaikkan atau
penurunan dalam jumlah rupiah
c. Kenaikkan
atau penurunan dalam prosentase
d. Perbandingan
yang di nyatakan dengan ratio
e. Prosentase
dari modal
2. Tren
atau tendensi posisi kemajuan keuangan keuangan perusahaan yang dinyatakan
dalam prosentase adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui
tendensi daripada keadaan keuangan .
3. Laporan
dengan prosentase perkomponen atau common size statement adalah suatu metode
analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva
terhadap total aktivanya .
4. Analisa
sumber penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui
sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5. Analisa
sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis)adalah suatu analisa
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui
sumber-sumber serta penggunaan uang kas dalam periode tertentu.
6. Analisa
ratio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam necara atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7. Analisaperubahan
laba kotor(gross profit analysis)adlah suatu analisa untuk mengetahui
sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaaan dari periode ke periode yang
lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk
periode tersebut.
Analisa break-even adalah suatu analisa untuk
menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian,tetapi juga belum memperoleh
keuntungan.
Analisa Pembandingan Laporan Keuangan
Neraca
menunjukkan aktiva .hutang dan modal perusahaan pada suatu saat
tertentu,dengandemikian neraca yang diperbandingkan (comparative balance
sheet)menunjukkan aktiva ,hutang serta modal perusahaan padadua tanggal atau
lebih untuk satu perusahaan.
Perubahan-perubahan neraca dalam suatu periode
mungkin disebabkan karena :
a.laba
atau rugi yang bersifat operasionil maupun yang insidentil
b.diperolehnya
aktiva baru maupun adanya perubahan bentuk aktiva
c.timbulnya
atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang yang satu
ke bentuk yang lain
d.pengeluaran
atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham (adanya penambahan atau
pengurangan modal)
laporan
rugi laba menunjukkan penghasilan –penghasilan yang diperoleh perusahaan
,biaya-biaya yang terjadi serta laba atau rugi netto sebagai hasil dari operasi
perusahaan selama periode tertentu ,sehingga laporan rugi laba yang
diperbandingkan menunjukkan penghasilan ,biaya,laba atau rugi netto dari hasil
operasi perusahaan dalam dua periode atau lebih .
Dalam
metode analisa perbandingan ini dapat ditunjukkan dalam:
Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
Kenaikkan atau penurunan dalam prosentase
Perbandingan yang di nyatakan dalam ratio
a. Dinyatakan
dalam prosentase total.
Keuntungan utama
dapat diketahuinya pertambahan atau pengurangan ini adalah bahwa perubahan yang
besar akan terlihat dengan jelas,dan dapat segera diadakan penyelidikan atau
analisa lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh perkembangan keuangan
perusahaan dari hasil-hasil yang dicapai.
Tahun pembanding
Apabila
laporan keuangan yang diperbandingkan terdiri dari dua neraca atau laporan rugi
laba dari dua periode ,atau antara neraca dan laporan rugi laba yang
direncanakan (budget)dengan realisasinya maka penentuan data pembandingnya
tidak akan ditemukan kesulitan,yaitu bahwa data tahun sebelumnya atau data
menurut budget yang digunakan sebagai pembanding.
Trend dalam Prosentase
Cara
terbaik untuk menganalisa laporan keuangan yang lebih dari tiga tahun tersebut
adalah dengan menggunakan angka index,dan semua data laporan keuangan yang
dianalisa dihubungkan dengan angka index tersebut yang dinyatakan dalam
prosentase.
Untuk
dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam prosentase(trend percentanges)ini
dapat diperlukan dasar pengukuran atau tahun dasarnya .biasanya data atau
laporan keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangan
yang dianalisa tersebut dianggap sebagai tahun dasar(base year).pemilihan tahun
yang paling awal sebagai tahun dasar ini bukan merupakan suatu keharusanan
,karena tahun yang paling awal tersebut belum tentu menunjukkan keadaan yang
normal atau representatif.sedapat mungkin periode atau laporan keuangan yang
digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun yang paling normal diantara
tahun-tahun yang dianalisa tersebut.
Trend
dari modal sendiri (owner’s equity)yang menaik menunjukkan perkembangan
keuangan yang menguntungkan (bagi para kreditor)terutama apabila trend daripada
hutang turun atau naik tetapi dengan rate yang lebih rendah dibandingkan dengan
kenaikkan modal sendiri.keadaan yang demikian yang menunjukkan
perkembangan keuangan yang semakin kuat dan margin of safety .
Analisa
dengan trend ratio akandapat menunjukkan suatu pos itu mempunyai kecenderungan
atau arah yang menurun,meningkat atau tetap serta menunjukkan apakah
kecenderungan atau tendensi mengutungkan atau tidak menguntungkan .tetapi
didalam teknik analisa dalam prosentase harus diingat pula hubungan antara
angka-angka dalam trend dengan data absolutntya.agar trend dapat diperbandingkan
maka harus dipenuhi beberapa syaratnya antara lain bahwa prinsip-prinsip
akuntansi yang digunakan pada waktu melakukan pencatatan akuntansi dilakukan
secara konsisten dalam tahun-tahun bersangkutan.dan selama periode yang
bersangkutan tidak terjadi perubahan nilai uang atau kenaikkan harga-harga yang
amat berbeda (inflasi maupun deflasi).apabila kedua syarat tersebut ini tidak
dapat dipenuhi maka data yang diperoleh tak dapat diperbandingkan (non
comparable)kecuali kalau diadakan adjustment atau penyesuaian lebih dahulu guna
menetralisir akibat daripada perubahan yang yang terjadi.
Laporan dengan Prosentase Per Komponen(common
size percentange)
Teknik
–teknik analisa laporan keuangan seperti yang telah diuraikan diatas
mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu bahwa penganalisa tidak bisa
dibandingkan atau tidak memperoleh gambaran tentang perubahan-perubahan dalam
masing-masing pos dari tahun ketahun dalam hubungan nya dengan total aktiva
atau total penjualan .hal semacam ini akan benar-benar dirasakan dalam hal
kalau akan membandinhkan bagaimana proporsi atau pos dari suatu perusahaan
untuk dua waktu yang berbeda ,atau untuk mencoba membandingkan pos
yang sama pada waktu yang sama untuk dua perusahaan atau lebih yang sejenis
tanpa ada suatu dasar umum sebagai dasar pembanding apabila dihubungkan dengan
data absolut.apabila laporan keuangan disajikan dalam
prosentase-prosentase,yaitu prosentase dari masing-masing pos aktiva terhadap
total aktivanya masing-masing pos pasiva terhadap total pasivanya serta pos-pos
rugi laba terhadap total penjualan nettonyas,maka akan diperoleh suatu dasar
atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding.laporan yang disajikan
atau dinyatakan dalam prosentase-prosentase ini disebut common size
statement atau laporan dengan per komponen karena tiap-tiap komponen atau pos
dinyatakan dalam prosentase.
Evaluasi Terhadap Common Size Statement
1. Laporan
dengan prosentase perkomponen menunjukkan dari total aktiva yang telah
diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva.
2. Laporan
dengan cara ini menunjukkan distribusi daripada hutang dan modal , jadi
menunjukkan sumber-sumber dari mana dana yang diinvestasikan dalam aktiva
tersebut .
3. Prosentase
perkomponen yang terdapat dalam neraca akan merupakan prosentase perkomponen
terhadap total aktiva ,sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun
ketahun hanya akan menunjukkan trend daripada hubungan (trend of
relationship),dan tidak menunjukkkan ada atau tidaknya perubahan secara absolut.
4. Laporan
dengan prosentase perkomponen dalam hubungannya dengan laporan rugi laba ,
menunjukkan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang
diserap tiap-tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk
income.
Dalam
laporan prosentase per komponen (common
size statement)semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah
totalnya,tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikkan mutu atau kwalitas data
maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak dihitung prosentse
dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase
masing-masing komponen terhadap sub totalnya . misalnya
komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan prosentasenya
terhadap jumlah aktiva lancar ,komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang
lancar dan sebagainya.
Sumber:
http://ningsihaquarius.blogspot.co.id/2013/10/analisa-perbandingan-laporan-keuangan.html
Soal dan Penyelesaian Analisis Perbandingan
Soal :
Laporan keuangan PT JAYA ABADI dalam dua tahun terakhir tampak sbb.:
NERACA
Per 31 Desember 2003 dan 2004
31 Des. 2003 31 Des. 2004
AKTIVA:
Kas …………………………………………………….Rp. 200.000,00 Rp. 390.000,00
Surat-surat berharga ………………………… ..Rp. 150.000,00 Rp. 170.000,00
Piutang Dagang …………………………………..Rp.. 580.000,00 Rp. 850.000,00
Persediaan ……………………………………….…Rp. 760.000,00 Rp. 900.000,00
Investasi Jk Panjang …………………………… Rp. 200.000,00 Rp. 190.000,00
Aktiva Tetap …………… …………………………Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.000.000,00
Akum Peny. Aktiva Tetap (Rp. 200.000,00) (Rp. 300.000,00)
Jumlah Aktiva Rp. 3.690.000,00 Rp. 4.200.000,00
KEWAJIBAN & MODAL:
Utang Lancar ………………………………..……Rp. 840.000,00 Rp. 900.000,00
Utang Jk. Panjang ………………………………Rp. 1.350.000,00 Rp. 1.550.000,00
Modal Saham Biasa (nom.Rp.1.000,00) . Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.200.000,00
Laba Ditahan ……………………………..………Rp. 500.000,00 Rp. 550.000,00
Jumlah Kewajiban dan Modal ……. Rp. 3.690.000,00 Rp. 4.200.000,00
PERHITUNGAN RUGI-LABA
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2003 dan 2004
31 Des. 2003 31 Des. 2004
Penjualan ……………………………………… Rp. 4.360.000,00 Rp. 4.720.000,00
Harga Pokok Penjualan ……………………(Rp. 2.460.000,00) (Rp. 2.670.000,00)
Laba Kotor Rp. 1.900.000,00 Rp. 2.050.000,00
Biaya Usaha ……………………………………(Rp. 1.440.000,00) (Rp. 1.470.000,00)
Laba sebelum Bunga dan Pajak Rp. 460.000,00 Rp. 580.000,00
Pendapatan Bunga ………………………… Rp. 20.000,00 Rp. 19.000,00
Beban Bunga ……………………………..… (Rp. 135.000,00) (Rp. 155.000,00)
Laba sebelum Pajak Rp. 345.000,00 Rp. 444.000,00
Pajak (40%) ………………………………… (Rp. 138.000,00) (Rp. 178.000,00)
Laba Bersih Rp. 207.000,00 Rp. 266.000,00
Diminta:
Buatlah analisis perbandingan laporan keuangan! Bagaimana kesimpulannya?
|
Penyelesaian:
– Pelajari menyeluruh dan bila perlu menyusun kembali laporan keuangan sesuai dengan SAK dan tujuan analisis.
PT. Jaya ABADI
NERACA
Per 31 Desember 2003 dan 2004
AKTIVA: 31 Desember 2003 31 Desember 2004
Aktiva Lancar:
Kas ………………………………. Rp. 200.000,00 Rp. 390.000,00
Surat-surat berharga ……… Rp. 150.000,00 Rp. 170.000,00
Piutang Dagang ………………Rp. 580.000,00 Rp. 850.000,00
Persediaan ……………………. Rp. 760.000,00 Rp. 900.000,00
Jumlah Aktiva lancar …………………………………Rp.1.690.000,00 Rp. 2.310.000,00
Investasi Jk Panjang:
Investasi Jk Panjang …………………………………Rp. 200.000,00 Rp. 190.000,00
Aktiva Tetap:
Aktiva Tetap …………… … Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.000.000,00
Akum Peny. Aktiva Tetap(Rp. 200.000,00) (Rp. 300.000,00)
Nilai buku Aktiva tetap ………………………….Rp.1.800.000,00 Rp. 1.700.000,00
Total Aktiva ……………………………….…………..Rp.3.690.000,00 Rp. 4.200.000,00
KEWAJIBAN & MODAL:
Utang Lancar:
Utang Lancar ………………………………..………. Rp. 840.000,00 Rp. 900.000,00
Utang Jk Panjang:
Utang Jk. Panjang ……………………………………Rp. 1.350.000,00 Rp. 1.550.000,00
Modal:
Modal Saham Biasa .……… Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.200.000,00
Laba Ditahan…..……………..Rp. 500.000,00 Rp. 550.000,00
Jumlah Modal ………………………………………… Rp.1.500.000,00 Rp. 1.750.000,00
Total Kewajiban dan Modal ……………………… Rp.3.690.000,00 Rp. 4.200.000,00
PT. Jaya ABADI
PERHITUNGAN RUGI-LABA
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2003 dan 2004
2003 2004
Penjualan ………………………………………… Rp. 4.360.000,00 Rp. 4.720.000,00
Harga Pokok Penjualan …………………… (Rp. 2.460.000,00) (Rp. 2.670.000,00)
Laba Kotor Rp. 1.900.000,00 Rp. 2.050.000,00
Biaya Usaha …………………………………… (Rp. 1.440.000,00) (Rp. 1.470.000,00)
Laba sebelum Bunga dan Pajak Rp. 460.000,00 Rp. 580.000,00
Pendapatan Bunga …………………………… Rp. 20.000,00 Rp. 19.000,00
Beban Bunga ……………………………..…… (Rp. 135.000,00) (Rp. 155.000,00)
Laba sebelum Pajak Rp. 345.000,00 Rp. 444.000,00
Pajak (40%) ………………………………… (Rp. 138.000,00) (Rp. 178.000,00)
Laba Bersih Rp. 207.000,00 Rp. 266.000,00
|
– Adakan perhitungan analisis perubahan (naik atau turun) terhadap pos-pos akun
Analisis Perbandingan Neraca:
|
2003
|
2004
|
Perubahan
|
Rp.
|
%
|
AKTIVA:
Aktiva Lancar:
Kas
Surat-surat berharga
Piutang Dagang
Persediaan
Jumlah Aktiva lancar
Investasi Jk Panjang
Aktiva Tetap
Ak.Pny. Aktiva Tetap
Nilai Bk Aktiva tetap
| Rp. 200.000,00
Rp. 150.000,00
Rp. 580.000,00
Rp. 760.000,00
Rp.1.690.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 2.000.000,00
(Rp. 200.000,00)
Rp.1.800.000,00
| Rp. 390.000,00
Rp. 170.000,00
Rp. 850.000,00
Rp. 900.000,00
Rp.2.310.000,00
Rp. 190.000,00
Rp. 2.000.000,00
(Rp. 300.000,00)
Rp. 1.700.000,00
| Rp. 190.000,00
Rp. 20.000,00
Rp. 270.000,00
Rp. 140.000,00
Rp. 620.000,00
Rp. 10.000,00*
——
(Rp. 100.000,00)
Rp. 100.000,00*
|
95
13
47
18
37
5*
—
50
6*
|
| Jumlah Aktiva | Rp.3.690.000,00 | Rp. 4.200.000,00 |
Rp. 510.000,00
|
14
|
KWAJIBAN & MODAL:
Utang Lancar
Utang Jk. Panjang
Modal Saham Biasa
Laba Ditahan
| Rp. 840.000,00
Rp. 1.350.000,00
Rp. 1.000.000,00
Rp. 500.000,00
| Rp. 900.000,00
Rp. 1.550.000,00
Rp. 1.200.000,00
Rp. 550.000,00
| Rp. 60.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 50.000,00
| 7
15
20
10
|
| Jml Kwajiban & Modal | Rp. 3.690.000,00 | Rp. 4.200.000,00 |
Rp. 510.000,00
| 14 |
Analisis Perbandingan Laba-Rugi:
|
2003
|
2004
|
Perubahan
|
Rp.
|
%
|
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Usaha
Laba sblm Bunga & Pajak
Pendapatan Bunga
Beban Bunga
Laba sebelum Pajak
Pajak (40%)
Laba Bersih
|
Rp. 4.360.000,00
(Rp. 2.460.000,00)
Rp. 1.900.000,00
(Rp. 1.440.000,00
Rp. 460.000,00
Rp. 20.000,00
(Rp. 135.000,00
Rp. 345.000,00
(Rp. 138.000,00)
Rp. 207.000,00
| Rp. 4.720.000,00
(Rp. 2.670.000,00)
Rp. 2.050.000,00
(Rp. 1.470.000,00)
Rp. 580.000,00
Rp. 19.000,00
(Rp. 155.000,00)
Rp. 444.000,00
(Rp. 178.000,00)
Rp. 266.000,00
| Rp. 360.000,00
Rp. 210.000,00
Rp.150.000,00
Rp. 30.000,00
Rp.120.000,00
Rp. 1.000,00*
Rp. 20.000,00
Rp. 99.000,00
Rp. 40.000,00
Rp. 59.000,00
|
8,3
8,5
7,9
2,1
26,1
5*
(14,8)
28,7
29
28,5
|
– Interpretasi hasil analisis perbandingan.
Perbandingan Neraca:
Terdapat kenaikan Aktiva Rp.510.000,00 (Aktiva lancar naik Rp.620.000,00; INVEST Jk Panjang turun Rp.10.000,00; dan Aktiva tetap turun krn penyusutan sebesar Rp.100.000,00. Kenaikan aktiva ini disebabkan adanya kenaikan Kwajiban & Modal sebesar Rp.510.000,00 ( kenaikan Utang lancar; Utang Jk Panjang; Modal ; dan Laba masing-masing sebesar Rp.60.000,00; Rp. 200.000,00; Rp. 200.000,00; dan Rp.50.000,00
Perbandingan Laba Rugi:
Ada kenaikan Laba bersih Rp.59.000,00. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan Penjualan Rp.360.000,00 yang diikuti kenaikan HPP Rp.210.000,00 sehingga Laba kotor naik Rp.150.000,00. Dst. dst.
Sumber:
https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/15/analisis-perbandingan-analisis-rasio/
|